Postingan

Episode kelima Melukis

Gambar
  Kemampuan, studio, alat, dan bahan, semua hal yang dibutuhkan Luc untuk melukis, sudah ia miliki. Namun kini, dia memiliki masalah baru: apa yang harus dia lukis? Untuk menjawab pertanyaan itu, Luc memutuskan untuk mulai dengan berkeliling kediamannya. Ia memulai dari dalam rumah, bangunan besar berlantai tiga yang telah menjadi tempat tinggalnya selama bertahun-tahun. Di lantai satu terdapat ruang tamu, ruang makan besar, dapur, gudang dan ruang kerja milik informal yang biasanya digunakan untuk rapat. Di lantai dua terdapat tempat tidur Luc, tempat tidur ayah dan ibunya, ruang pribadi untuk ibunya, dan sebuah perpustakaan kecil. Dan di lantai tiga berisi kamar para pelayan, kamar tamu, ruang kerja pribadi milik ayahnya. Setelah berkeliling didalam rumahnya dia mulai pergi keluar. Di belakang kediaman Martin terdapat sebuah arena latihan yang biasanya digunakan Luc dan ayahnya. Terdapat sekumpulan perlengkapan latihan pedang, belati, baton, dan panah.  Lalu di sebelah kiri ...

Episode Keempat Lukisan

Gambar
  Di suatu malam, cahaya rembulan menyinari sebuah taman yang indah. Namun, di daerah selatan taman itu, terdengar suara langkah kaki kecil. Langkah kecil itu terhenti di sebuah kediaman, yaitu kediaman Martin. Seorang anak kecil melangkah ringan dengan senyum yang tak berhenti terpampang di wajahnya. Anak itu adalah Luc Martin yang telah kembali ke rumah setelah menemukan tempat rahasia yang akan digunakannya sebagai tempat melukis. Keesokan paginya, senyum itu sirna saat dia mulai menyadari bahwa dia tidak punya satu pun alat untuk melukis. Satu-satunya yang ia miliki adalah bunga yang ia petik dari kebun yang dimana harus melewati proses ekstraksi terlebih dahulu agar bisa menjadi cat warna. Cara paling mudah yang bisa dipikirkan Luc adalah melalui pedagang keliling. "Sial, di mana aku bisa menemukan perlengkapan melukis di zaman kuno seperti ini? Aku jelas tidak bisa bilang pada Ayah bahwa aku ingin pergi ke toko alat lukis." "Satu-satunya pilihan logis hanyalah peda...

1 Tahun Terakhir di Madyapadma

Gambar
  1 Tahun Terakhir di Madyapadma Awal mula saya mengenal Madyapadma, saya merasa cukup bingung tentang bagaimana sebuah ekstrakurikuler bisa berjalan tanpa adanya sistem senioritas yang biasa saya temui di tempat lain. Saya tidak memiliki gambaran bagaimana cara sebuah ekstra bisa berjalan seperti itu. Namun, setelah hampir satu tahun berada di sini, saya mulai memahami seperti apa sebenarnya Madyapadma itu. Saya pertama kali mengenal Madyapadma sekitar kelas 6 SD, ketika kakak saya mengikuti ekstra ini. Saat itu, saya merasa kegiatan yang dilakukan kakak saya terasa aneh dan berbeda dari biasanya. Mulai dari mengoven benda yang mengeluarkan aroma menyengat , mengoven casing ponsel, hingga memilah botol-botol bekas. Awalnya saya menganggap kegiatan tersebut hanya membuang-buang waktu. Namun, ketika kakak saya berkeliling beberapa negara untuk kegiatan Madyapadma, saya mulai berpikir, mungkinkah apa yang dilakukan kakak saya saat itu memiliki manfaat yang besar? Keinginan itu akhirn...

Episode Ketiga Studio

Gambar
Studio Di bawah sinar matahari pagi, di halaman belakang kediaman keluarga Martin, terdengar suara benturan keras antara dua pedang kayu. "Pukul lebih kuat, Luc!" seru Louis dengan suara lantang. "Sial... aku harus menemukan cara untuk mengalahkannya," gumam Luc dalam hati. Seketika sebuah ide muncul di kepalanya. Ia akan memanfaatkan tubuhnya yang kecil. Dengan berpura-pura menerima serangan, ia berniat menghindar di saat terakhir—memanfaatkan ukuran tubuhnya yang membuatnya sulit dijangkau—lalu menyerang balik dengan cepat. Keyakinannya terhadap rencana itu membuatnya lengah. Tanpa ia sadari, ayahnya jauh lebih cepat dari perkiraannya. Serangan datang terlalu cepat, dan Luc pun terkena pukulan telak. Tubuhnya terhempas dan terjatuh ke tanah. Begitulah kenyataan yang harus dihadapi oleh Luc Martin di usianya yang baru tujuh tahun. Tangan-tangan kecil yang dulunya digunakan untuk bermain, kini mulai terbiasa menggenggam pedang dan menunggang kuda. Selain itu disiang...

Episode Kedua Takdir Dan Hasrat

Gambar
TAKDIR DAN HASRAT Kamar yang tampak anggun berisikan sebuah tempat tidur kanopi yang berdiri megah dan tertata rapi di tengah ruangan Disertai dengan cahaya pagi yang menembus tirai berat, tergantung di jendela besar kediaman Martin. Burung-burung di luar bersenandung pelan, seolah menyambut hari baru di kerajaan Clairmont. Namun bagi Luc Martin, hari itu bukanlah awal-melainkan lanjutan dari mimpi yang belum tuntas. Bayi berusia enam bulan itu terbaring di ranjang mungil dari kayu ek. Di balik tatapan bulat matanya yang bening, tersembunyi jiwa seorang pria dewasa: Theo Laurent, pelukis yang mati dikarenakan kesalahpahaman. "Aku masih hidup... dalam wujud ini," batinnya, meski lidahnya belum bisa bicara. Tapi pikirannya jernih. Terlalu jernih untuk seorang bayi. Di seberangnya terdapat sebuah kursi yang diduduki oleh seorang wanita cantik nan anggun yaitu Camilla Martin. Ia tengah menenun kain sutra berwarna biru langit sambil mengawasi Luc dengan mata lembut penuh kasih say...

Episode Pertama Awal mula

Gambar
  Awal Mula Loir Delacour yang memiliki nama asli Theo Laurent adalah seorang pelukis anonim dari Prancis. Pada salah satu proses pembuatan lukisannya hujan turun deras, menimpa jendela studio tempatnya melukis. Lukisan itu terlihat biasa bagi orang awam. Lukisan mengenai potret seorang pria berjas hitam berdiri di tengah ruangan kosong. Namun tanpa sadar, goresan-goresan kuasnya menyusun simbol-simbol yang tidak ia sadari. Sebuah pola, bentuk geometris yang secara tak langsung menyerupai lambang kelompok rahasia: " Elite Global " Theo mengerutkan dahi. Ia tak pernah bermaksud menyelipkan makna tersembunyi. “Aneh” gumamnya.  Ia pun mengabaikannya dan memajang lukisan itu di salah satu sudut galeri kecil tempat ia biasa mengadakan pameran pribadi. Karya itu segera menarik perhatian. Para pengunjung ramai berdatangan, beberapa terpesona oleh keindahan detailnya, namun sebagian yang lain justru merasa terganggu. Mereka mulai membisikkan hal-hal aneh, seolah lukisan itu menyimpa...

Perkenalan singkat

Gambar
Perkenalan Setiap orang memiliki caranya masing masing menghabiskan waktunya, ada yang memilih mendaki gunung, memelihara tanaman atau barmain game. Bagi saya, salah satu hal yang saya lakukan saat senggang adalah menulis novel bersama teman saya. aku biasa dipanggil bayu, dari kecil aku tidak menyukai menulis namun ajakan temanku lah yang membuatku menyukai menulis. Saya tidak pernah membayangkan akan menulis novel. Awalnya, saya hanya ikut teman, dan akhirnya kami sering meluangkan waktu bersama untuk menulis. Meskipun saya masih dalam proses belajar menulis novel tetapi saya tetap menikmatinya.