Episode Ketiga Studio

Studio



Di bawah sinar matahari pagi, di halaman belakang kediaman keluarga Martin, terdengar suara benturan keras antara dua pedang kayu.

"Pukul lebih kuat, Luc!" seru Louis dengan suara lantang.

"Sial... aku harus menemukan cara untuk mengalahkannya," gumam Luc dalam hati.

Seketika sebuah ide muncul di kepalanya. Ia akan memanfaatkan tubuhnya yang kecil. Dengan berpura-pura menerima serangan, ia berniat menghindar di saat terakhir—memanfaatkan ukuran tubuhnya yang membuatnya sulit dijangkau—lalu menyerang balik dengan cepat.

Keyakinannya terhadap rencana itu membuatnya lengah. Tanpa ia sadari, ayahnya jauh lebih cepat dari perkiraannya. Serangan datang terlalu cepat, dan Luc pun terkena pukulan telak. Tubuhnya terhempas dan terjatuh ke tanah.

Begitulah kenyataan yang harus dihadapi oleh Luc Martin di usianya yang baru tujuh tahun. Tangan-tangan kecil yang dulunya digunakan untuk bermain, kini mulai terbiasa menggenggam pedang dan menunggang kuda. Selain itu disiang hari dia harus latihan bertahan hidup dengan cara berburu hewan di hutan. Dan juga di sore hari dia harus mempelajari etika bangsawan.

Namun di tengah berbagai kesibukannya, Luc selalu mencari celah untuk menikmati hal-hal yang ia sukai. Maka dari itu, ketika ayahnya sedang pergi menjalankan tugas, ia melihat kesempatan itu sebagai momen yang tepat untuk melakukan sesuatu yang telah lama ia inginkan. Diam-diam, ia pergi mengunjungi taman bunga yang terletak di sebelah utara kediaman keluarga Martin—tempat yang selama ini hanya bisa ia pandangi dari kejauhan.

Begitu tiba di sana, matanya langsung berbinar. "Jackpot! Ini adalah tempat yang sempurna untuk mengumpulkan warna-warna yang akan kugunakan dalam lukisanku," ucapnya penuh semangat. Tak dapat disangkal, taman itu memang luar biasa indah. Dipenuhi berbagai jenis bunga berwarna cerah seperti bunga iris, peony, tulip, dan camellia. Tempat itu seperti surga kecil bagi seseorang yang mencintai seni dan warna seperti Luc.

Seperti yang ia bayangkan, taman itu menyediakan segalanya yang ia butuhkan. Bunga poppy tumbuh subur dengan kelopaknya yang merah menyala, sangat cocok untuk dijadikan sumber warna merah. Di sisi lain, bunga cornflower mekar dengan warna biru yang menenangkan, dan bunga marigold menghadirkan rona kuning cerah yang hangat. Ketiga bunga tersebut menyumbangkan warna-warna primer yang sangat penting bagi seorang pelukis. Dengan ketiganya, Luc bisa menciptakan beragam warna lain melalui perpaduan dan eksperimen dalam karyanya.

Bagi Luc, taman itu bukan sekadar tempat yang indah, melainkan sebuah gudang inspirasi yang siap dituangkan ke dalam kanvas.

Setelah puas memetik dan mengumpulkan warna dari bunga-bunga taman, Luc berjalan ke tengah taman. Di sana berdiri sebuah air mancur megah dari batu kapur yang diatasnya terdapat sebuah patung yang sedang menunjuk kesuatu arah, sambil dikelilingi oleh paving bundar yang membentuk pola melingkar sempurna.

Dibagian dasar air mancur itu terdapat sebuah ukiran samar yang terasa seperti teka teki:

3 orang menatap matahari terbit, 
9 orang menatap matahari terbenam, 12 orang pejuang berharap pergi ke neraka,
6 orang pendosa berharap pergi ke surga.

Luc bergumam "Apa maksud kata-kata ini?? 3 orang menatap matahari terbit?? Matahari terbitnya kan di timur apakah ini maksudnya arah timur?? Lantas apa maksud 3 orang ini??" 

"Lalu kalimat berikutnya 9 orang menatap ke arah matahari terbenam itu pasti artinya barat ya."

"Itu berarti 2 kalimat selanjutnya juga harusnya menunjukan arah tapi arah apa??" Luc pun berpikir sejenak dan mulai memikirkan maksud dari pejuang berharap pergi ke neraka dan pendosa berharap pergi ke surga. Namun dia kesulitan memahami maksud dari teka teki ketiga dan keempat.

"Satu satunya yang bisa ku pahami dari teka teki ketiga dan keempat adalah mereka berlawanan. Tapi seberapa keras pun aku berpikir mana ada orang yang mau pergi ke neraka kecuali mereka tidak pernah merasakan panas. Tunggu dulu, tidak pernah merasakan panas?? Mungkin maksud dari kode ketiga itu viking. Kalau begitu arah yang dimaksud oleh kode ketiga adalah utara tempat para viking. Dan itu berarti kode keempat bermaksud selatan karena kode keempat berlawanan kode ketiga."

Merasa bangga karena berhasil memecahkan kode tersebut dia pun tersenyum kecil, namun dia menyadari dia belum sepenuhnya memecahkan teka teki tersebut. "Walaupun aku tau bagian belakang kalimat itu bermaksud arah mata angin tapi apa maksud dari angka didepan tiap kalimat??"

"3,9,12,6 angka angka ini terasa familiar. Tapi dimana aku pernah melihatnya?? Lantas apa juga hubungan angka angka tersebut dengan arah mata angin??"

Luc pun kembali berpikir keras untuk mencari maksud dari angka angka tersebut. "Sebentar kalau aku menaruh angka tersebut berdasarkan arah yang dihasilkan dari tiap kalimat maka 3 akan berada ditimur, 9 akan berada diselatan, 12 akan berada di utara, dan 6 akan berada di sebelah selatan. Ditambah dengan bentuk taman ini yang melingkar sempurna....Jam!"

"Kalau begitu pusat dari jam ini adalah air mancur ditengah." Ucap Luc sambil berpaling ke arah air mancur. Dan disaat itu dia menyadari patung yang sedang menunjuk diatas air mancur adalah jarum jam dari taman ini. Dan jika mengikuti teka teki tadi, arah yang ditunjuk patung tersebut adalah angka dari sebuah jam."Patung itu menunjuk arah jam! Tapi itu tidak pas menunjuk arah jam 6 kalau begitu pasti jam 7. Tapi apa maksud dari angka 7??"

"Sept (7 dalam bahasa Prancis)....Set! Benar juga cara mengucapkan Sept sama seperti cara mengucapkan set dalam bahasa Inggris. Set itu bisa berarti perlengkapan, kumpulan, pasangan.... Aha mungkin maksud dari semua kode ini menuju ke sekumpulan bunga iris berpasangan."

Luc langsung bergegas pergi ke sekumpulan bunga iris itu. Dia pun mengecek sekeliling 

"Kresek....Kresek....Kresek....Duk!"

Menyadari bahwa yang dia injak sekarang adalah kayu, dia pun terus berjalan diatas kayu itu. Dia dibawa keluar dari taman dan sampai keujung dari bunyi aneh itu. Dia yang menyadari bahwa terdapat perbedaan ketinggian, dia pun mengangkat kayu itu dan membuka sebuah jalan menuju bawah tanah. Menuruni tangga itu dia sampai ke sebuah ruangan rahasia yang terbengkalai dan tampak menyeramkan. Namun Luc berpikiran lain "Sempurna!! Ini adalah tempat sempurna untukku memulai perjalanan melukis didunia tua ini. Sebuah studio!!"

-BERSAMBUNG-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Episode Pertama Awal mula

Perkenalan singkat